Sabtu, 19 Maret 2016

PROSA



Prosa Lama
  
Prosa lama mempunyai bentuk-bentuk sebagai berikut:
1) Hikayat, bentuk sastra lama yang berisi cerita kehidupan para dewa, peri, pangeran atau putri kerajaan, serta raja-raja yang mempunyai kehidupan luar biasa dan gaib.
 2) Sejarah atau tiambo, salah satu bentuk prosa lama yang isi ceritanya diambil dari suatu peristiwa sejarah yang pernah terjadi.
3) Dongeng. bentuk sastra lama yang bercerita tentang sesuatu kejadian yang luar biasa dan penuh khavalan, tentang dewa-dewa, peri-peri, putri-putri cantik, dan sebagainya. Fungsi dongeng haruslah sebagai penghibur. Oleh karena itu, dongeng disebut juga cerita pelipur lara.

Prosa Baru (Modern)

Prosa baru merupakan pancaran dari masyarakat baru. Karya-karya prosa yang dihasilkan oleh masyarakat baru Indonesia mulai fleksibel dan bersifat universal; ditulis dan dilukiskan secara lincah serta bisa dinikmati oleh lingkup masyarakat yang lebih luas.

Bentuk-bentuk prosa baru, antara lain sebagai berikut:
1) Roman berisi cerita tentang kehidupan manusia yang dilukiskan seeara terperinci atau detail. Berdasarkan isinya, roman dapat dibagi menjadi roman sejarah, roman sosial, roman jiwa, roman tendens.
2) Cerpen singkatan dari Cerita pendek; adalah karangan pendek yang berbentuk naratif. Cerpen mengisahkan sepenggal kehidupan manusia yang penuh pertikaian, mengharukan atau menyenangkan, dan mengandung kesan yang tidak mudah dilupakan.
3) Novel, karangan imajinatif yang mengisahkan sisi utuh atas probematika kehidupan manusia atau beberapa orang tokoh.
4) Otobiografi, berisi kisah cerita tentang pribadi si pengarang sendiri, mengenai pengalaman hidupnya sejak kecil hingga dia dewasa.
5) Biografi, berisi suatu kisah atau cerita tentang pengalaman hidup seseorang dari kecil hingga dewasa atau bahkan sampai meninggal dunia yang ditulis oleh orang lain.
6) Essay, karangan yang berupa kupasan tentang suatu hasil karya sastra, kesenian, atau bidang kebudayaan yang dilakukan oleh seorang ahli di bidangnya.
7) Kritik: kupasan tentang satu karya sastra, kesenian, serta bidang kebudayaan yang ditulis oleh seorang ahli dengan menekankan pada fakta yang objektif

MAKNA KATA



https://smpplklatenscienceclub.files.wordpress.com/2011/12/destilation-flask.jpg?w=640makna kata

contoh
1. fonem : harus- arus
2. morfen :bebas =duduk,tidur senyum, mobil.
:terikat = henti, bisa berhenti dan hentikan
3.frasa
Frasa dapat dibagi menjadi 3, yaitu :
  1. Frasa menurut distribusi unsur pembentuknya.
  2. Frasa menurut kedudukan unsur-unsurnya.
  3. Frasa menurut kategori kata yang menjadi unsur pusat.

1. Distribusi unsur pembentuknya
A. Frasa endosentris

a. Frasa endosentris koordinatif : frasa endosentris yang terdiri atas konstituen-konstituen yang setara.
contoh : Laki-laki dan permpuan itu berjalan di jalan

b. Frasa endosentris atributif : frasa endosentris yang terdiri atas konstituen-konstituen tidak setara.
contoh : Gadis manis itu berjalan di jalan.
c. Frasa endosentris apositif : frasa yang mirip dengan frasa endosentris koordinatif dalam masing-masing konstituennya dapat saling menggantikan.
contoh : Andi, laki-laki berkain itu berjalan di jalan.
 
B. Frasa eksosentris
Frasa eksosentris : frasa yang jika salah satu komponennya dihilangkan, akan menyebabkan frasa tersebut tidak baik.

a. Frasa eksosentris proporsional : komponen pertamanya berupa preposisi, seperti di,  

ke, dan dari, dan komponen keduanya berupa kata atau kelompok kata yang biasanya berkategori nomina.
contoh : Avin pergi ke pasar.

b. Frasa eksosentris nondirektif : frasa eksosentris yang konstituen perangkainya berupa artikula, sedangkan konstituen sumbunya berupa kata atau

kelompok kata yang berkategori nomina, verba, atau adjektiva.

contoh : Para hadirin dipersilahkan untuk memakan hidangan yang telah disediakan.

2. Kedudukan unsur-unsurnya
Frasa menurut kedudukan unsur-unsurnya dibedakan menjadi 2, yaitu setara dan bertingkat.
 
a. Setara
   - Kata benda - kata benda.
   - Kata sifat - kata sifat.
   - Kata kerja - kata kerja.
 contoh :
  => Kata benda - kata benda :
     - Hutan pinus.
     - meja kayu.
     - Sandal karet.
     - Air sungai.
     - dll
  => Kata sifat - kata sifat :
     - Cantik jelita.
     - Tumbuh kembang.
     - Putih bersih.
     - Terang benderang.
     - dll
  => Kata kerja - kata kerja :
     - Maju mundur.
     - Maju jalan.
     - Naik turun.
     - Jatuh bangun.
     - dll
 
b. Bertingkat
 - Kata benda - kata kerja.
 - Kata benda - kata sifat.
 - Kata kerja - kata sifat.
contoh :
 => Kata benda - kata kerja :
     - Gunung meletus.
     - Bunga mekar.
     - Jalan kaki.
     - dll
  => Kata benda - kata sifat :
     - Meja kotak.
     - Kaca bersih.
     - Kursi besar.
     - dll
  => Kata kerja - kata sifat :
     - Duduk manis.
     - Jalan cepat.
     - Lari kecil.
     - dll

3. Kategori kata yang menjadi unsur pusat
Frasa menurut kategori kata yang menjadi unsur pusat terdapat 7 macam, yaitu :
a)      Frasa nominal (kata benda).
b)      Frasa verbal (kata kerja).
c)      Frasa bilangan (numeral).
d)      Frasa adjektiva (kata sifat).
e)      Frasa preposisi (kata depan).
f)       Frasa adverbial (keterangan).
g)      Frasa pronominal (kata ganti).

contoh :

  1. Frasa nominal (kata benda) : Galang membeli buku tebal.
  2. Frasa verbal (kata kerja) : Galang tetap jalan santai karena masih mengantuk.
  3. Frasa bilangan (numeral) : Imam membeli kapas seberat 3 kg.
  4. Frasa adjektiva (kata sifat) : Raihan mempunyai badan yang tinggi besar.
  5. Frasa preposisi (kata depan) : Dari pagi, Galang hanya berdiri melamun.
  6. Frasa adverbial (keterangan) : Minggu pagi yang cerah.
  7. Frasa pronominal (kata ganti) : Galang selalu disuruh karena hanya dia anak satu-satunya.





KONSENTRASI LARUTAN



KATA PENGANTAR
Dengan mengucap syukur kehadirat Tuhan Yang Maha Esa yang telah melimpahkan hidayahdan inayahnya sehingga penulis berhasil menyusun makalah ini sebagai salah satu syarat yang harus dipenuhi oleh setiap mahasiswa. makalah ini disusun atas dasar kemampuan dan pengetahuan yang penulis miliki.Oleh karena itu penulis menyadari dengan sepenuhnya bahwa makalah ini masih jauh dari kesempurnaan. Dengan segala kerendahan hati penulis sangat mengharapkan kritik dan sarandari para pembaca sehingga makalah yang selanjutnya akan dapat disusun dengan lebih baik lagi. Penulis tentu sangat berharap makalah ini nantinya bermanfaat bagi penulis pada khususnya dan masyarakat pada umumnya dalam bidang perkembangan ilmu pengetahuan.Akhir kata, penulis mengucapkan terima kasih atas semua bantuan yang telah diberikan oleh berbagai pihak sampai tersusunnya makalah ini. Semoga makalah ini bermanfaat bagi kita semua, Amin.
-------




Makassar,03 febuari 2011




Penulis
BAB I
Pendahuluan
1.1 Latar Belakang                  
            Larutan disebut juga campuran yang homogen. Disebut campuran karena susunannya dapat berubah-ubah dan disebut homogen susunannya begitu seragam sehingga batas antara zat-zat yang melarut dan pelarut tidak dapat dibedakan bahkan dengan mikroskop optis sekalipun. Campuran-campuran homogen dari gas, emas dan perunggu dapat dikatakan pula sebagai larutan. Tetapi istilah larutan biasanya digunakan untuk fasa cair.
                         Zat-zat yang memiliki fasa padat dan gas lazimnya disebut sebagai zat terlarut (solute) sedangkan yang berfasa cair dikatakan sebagai pelarut. Suatu zat dikatakan sebagai pelarut apabila memiliki jumlah yang lebih banyak dibandingkan jumlah zat terlarut. Dalam kondisi tertentu misalnya campuran antara alkohol dan air dengan perbandingan 50:50. Dari campuran tersebut sedikit meragukan untuk menentukan mana yang bertindak sebagai pelarut dan mana yang bertimdak sebagai zat terlarutnya. Dari campuran yang demikian air dan alkohol dapat dikatakan sebagai pelarut dan dapat pula dikatakan sebagai zat terlarut. Lain halnya dalam pembuatan sirup. Dalam pembuatan sirup jumlah gula lebih banyak dari jumlah air tetapi air tetap dikatakan sebagai pelarut karena dapat mempertahankan keadaan fisiknya sedangkan gula atau sukrosa disebut sebagai zat terlarut.
                       Untuk menyatakan jumlah atau banyak zat terlarut dalam suatu larutan digunakan istilah konsentrasi. Terdapat beberapa metode yang digunakan untuk menyatakan konsentrasi zat terlarut di dalam larutan.

BAB II
PEMBAHASAN
2.1 pengertian Konsentrasi Larutan
Dalam ilmu kimia, konsentrasi adalah ukuran yang menggambarkan banyaknya zat di dalam suatu campuran dibagi dengan volume total campuran tersebut. Terdapat empat macam deskripsi kuantitatif konsentrasi, yaitu konsentrasi massa, konsentrasi molar, konsentrasi jumlah, dan konsentrasi volume.[1] Istilah konsentrasi dapat diterapkan untuk semua jenis campuran, tetapi paling sering digunakan untuk menggambarkan jumlah zat terlarut di dalam larutan.
Larutan merupakan suatu campuran homogen (yaitu cammpuran yang mempunyai sifat / komposisi yang sama dibagian manapun) yang terdiri dari 2 atau lebih jenis zat. Contoh yang sederhana dalam kegiatan sehari hari adalah gula yang dilarutkan (dengan cara pengadukan) dalam suatu air. maka kita akan mendapati campuran yang sama pada semua bagiannya.
konsentrasi larutan didefinisikan sebagai jumlah zat terlarut dalam suatu larutan tertentu.
Konsetrasi larutan merupakan cara untuk menyatakan hubungan kuantitatif antara zat terlarut dan pelarut.
  • Konsentrasi : jumlah zat tiap satuan volum (besaran intensif)
  • Larutan encer : jumlah zat terlarut sangat sedikit
  • Larutan pekat : jumlah zat terlarut sangat banyak
  • Cara menyatakan konsentrasi: molar, molal, persen, fraksi mol.
 Ada 4 macam konsentrasi larutan yang sering digunakan dalam perhitungan pelajaran kimia :
1. Massa (%)
Merupakan perbandingan antara massa terlarut dengan massa larutan kemudian dikalikan dengan 100 %.
Contoh
a. Berapa % gula dalam larutan yang dibuat dengan melarutkan 10 g gula dalam 70 g air.

b. Berapa gram gula yang terdapat dalam 500 gram larutan 12% massa gula.
2. Volume (%)
Hampir sama dengan no. 1 tetapi yang dibandingkan adalah volume zat terlaru dan volume larutan dikali dengan 100%.
Misalnya vodka yang mengandung 15 persen alkohol artinya didalam 100 mL vodka terdapat 15 mL alkohol.
Misalnya menentukan % volume alkohol dari suatu campuran. 40 mL alkohol dicampur 50 mL aseton maka:
2. Fraksi Mol (x)
Fraksi mol adalah perbandingan antara jumlah mol suatu komponen dengan jumlah total seluruh komponen dalam satu larutan. Fraksi mol total selalu satu. Dalam pembelajaran kimia sering disombolkan dengan huruf X. fraksi mol ini merupakan perbandingan antara jumlah mol suatu komponen dengan jumlah mol total dari semua komponen yang ada dalam larutan tersebut.
.
xA = nA / nA + nB                                xB = nB / nA + nB
Keterangan:
xA = fraksi mol zat A
nA = mol zat A
xB = fraksi mol zat B
nB = mol zat B

Contoh :
Suatu larutan terdiri dari 2 mol zat A, 3 mol zat B, dan 5 mol zat C. Hitung fraksi mol masing-masing zat !
Jawab :

XA = 2 / (2+3+5) = 0.2
XB = 3 / (2+3+5) = 0.3
XC = 5 / (2+3+5) = 0.5

XA + XB + XC = 1

3. Molaritas
didefinisikan sebagai jumlah mol suatu solut (terlarut) dalam larutan dibagi dengan volume larutan yang ditentukan dalam liter. Disimbolkan dengan huruf M dimana merupakan angka bagi antara jumlah mol zat terlarut dalam 1 liter larutan.
Contoh
                 Jika di dalam suatu botol pereaksi terdapat terdapat 250 mL larutan NaOH (Mr = 40) yang  konsentrasinya 0,4M. maka
a. Berapa jumlah mol NaOH yang terkandung di dalam larutan tersebut
b. Berapa gram NaOH yang terlarut di dalam larutan tersebut

Jawab

a. Volume larutan = 250 mL = 0,25 L
Mol NaOH yang terlarut = 0,25 L x 0,4 mol/L = 0,10 mol
b. Gram NaOH yang terlarut dalam larutan = mol NaOH x Mr NaOH
= 0,1 mol x 40 g/mol = 4 g
4. Molalitas
didefinisikan sebagai jumlah mol solut per kilogram solven (pelarut). dilambangkan dengan huruf m kecil, dimana molal ini adalah jumlah mol zat terlarut per kilogram pelarut.


Contoh
1) Berapa molal larutan NaCl jika diketahui persen massa NaCl = 10%
Jawab

2) Berapa molalitas larutan yang dibuat dengan melarutkan 3 g urea (CO(NH)2)2) di dalam 500 g air? (Mr urea = 60)
Jawab

Hubungan molaritas larutan dengan % massa